Rabu, 20 Februari 2008

PENDAHULUAN : PROBLEM BASED LEARNING

zulharman

Problem Based Learning (PBL) ternyata memiliki daya tarik. Setelah beberapa lama saya memposting mengenai PBL di blog ini banyak tanggapan dari para pengunjung. Saya minta maaf kalau posting PBLnya singkat (soalnya lagi sibuk) dan menjawab comment dari pengunjung mungkin tidak memuaskan. Saya akan mencoba untuk memposting mengenai PBL ini dimulai dari pendahuluan yang akan menjelaskan prinsip dasar tentang PBL. InsyaAllah selanjutnya tentang cara merancang PBL dan terakhir cara mengevaluasi PBL. Mengikuti perkembangan comment tentang PBL di blog ini (terimakasih atas commentnya), saya ingin mencoba menyimpulkan hal-hal yang perlu atau sering ditanyakan.

1. PBL menggunakan triger berupa masalah (skenario kasus) sebagai titik awal pembelajaran. Trigger ini disusun berdasarkan masalah nyata yang dihadapi (real case) sehingga akan memancing keingintahuan (curiosity) dan mengaktifkan prior knowledge (pengetahuan awal). PBL berbeda dengan case based lecture. Wood 1994 mengatakan bahwa, kunci utama PBL terletak pada penerapan masalah/problem untuk mendorong dan mengarahkan proses belajar. D.J. Boud menyatakan bahwa prinsip utama yang mendasari PBL adalah problem sebagai starting point dalam pembelajaran.

2. PBL dilakukan dalam kelompok kecil (7-10 orang) yang dipandu oleh seorang tutor yang bertindak sebagai fasilitator.

3. PBL berlandaskan kepada teori belajar konstruktivis, dimana belajar adalah sebuah proses membentuk pengetahuan atau pengalaman baru berdasarkan pengetahuan dan pengalaman lama/awal/prior knowledge. Belajar merupakan proses pemberian arti (meaningful learning). Hal ini menyebabkan pelajar sebagai pusat dalam mencari pengetahuan.

4. Banyak literatur yang menyatakan bahwa PBL dapat meningkatkan self directed learning, reflection, critical thingking, problem solving, teamwork, ketrampilan komunikasi, namun hal ini masih perlu diteliti karena ada juga yang menyangsikan.

5. PBL dapat sebagai learning method/strategies/approach bahkan sebuah kurikulum. Saya berasumsi karena kurikulum nasional kita sudah ditetapkan namanya dengan istilak KBK (kurikulum berbasis kompetensi) sehingga PBL mengarah kepada metode belajar (walaupun PBL ini sudah menghiasi kehidupan belajar dari pertama masuk sampai lulus). Nah untuk yang satu ini perlu dibedakan antara istilah KBK tadi dengan istilah PBL. Banyak yang menyangka bahwa KBK itu PBL dan PBL itu KBK, hal ini tentu saja salah je.. Lalu karena kesalahpahaman ini timbul pernyataan bahwa penerapan KBK kok sulit ya (soalnya mereka mengasosiasikan KBK ini dengan PBL, memang PBL memerlukan SDM, dana dan fasilitas yang besar untuk diterapkan).

Bacaan lebih lanjut :

1. Amin, Z.E., Eng, K.H., (2003). Basics in Medical Education, World Scientific, Singapore.

2. Norman, G.R, Schdmidt H.G. Effectiveness of problem based learning curricula: theory, practice and paper darts. Medical Education 2000;34:721-728.

3. Albanese, M. Problem based learning: why curricula are likely to show little effect on knowledge and clinical skills. Medical Education 2000;34:729-738.

4. Dent JA, Harden RM, Editors. A Practical Guide For Medical Teachers. Elsevier Churchill Livingstone, 2006.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terima kasih banyak atas masukannya, membantu menambah lampu pada jalan remang-remang yg kami lalui dalam menuju PBL yang ideal